DIA ( ALLAH ) MAHA MENGETAHUI SEGALA APA YANG GAIB DAN YANG NYATA, MAHA SUCILAH ALLAH DENGAN TIDAK MEMPERSEKUTUKAN-NYA,
( SURAT AL MU'MINUN : AYAT 92 )
|
P
USAKA DARI ALAM GAIB
W
aktu menunjukan menjelang jam12 tengah
malam saat aku tiba ditempat tujuanku. Udara terasa sangat dingin,
walaupun kerah baju kurapatkan tetap terasa mengigit sampai
ketulang-tulang. Berdasarkan petunjuk yang kuterima, malam itu aku harus
berada di Pancuran Tujuh Sukabumi tepat jam 12 tengah malam, untuk
menerima benda pusaka dari alam gaib.
Situasi Pancuran Tujuh Sukabumi telah
berubah jauh dibandingkan 20 tahun yang lalu., saat ini telah menjadi
kebun penduduk, pohon-pohon tumbuh setinggi kepala dimana-mana.
MALAM MENJELANG TURUNNYA PUSAKA
Malam itu terasa sangat menyeramkan, sinar
dari bintang2 dilangit tidak cukup terang untuk bisa melihat dengan
jelas, Aku duduk bersila dengan takzimnya diantara pepohonan, rimbun
daun yang bergerak tertiup angin terlihat seakan memunculkan bayangan
mahluk menyeramkan dipenglihatanku. Ku-baca ayat perlindungan untuk
melindungiku dari mahluk jahat maupun binatang buas, ular, kalajengking,
dll. Samar-samar kulihat adikku sedang mengambil tempat sekitar 10
meter didepanku, dan disebelah kananku, Yanto sedang berusaha untuk
duduk, tapi posisinya tidak memungkinkan untuk duduk karena rapatnya
pepohonan.
Waktu bergerak terus mendekati jam 12 tengah malam tepat.
Tiba2 suara-suara jangkrik dan seruing
mendadak berhenti, dan bulu kudukku merinding bangun, tercium bau yang
harum tapi aneh, kucoba untuk konsentrasi membuka penglihatan gaibku,
pasti pusaka gaib itu sudah datang. Terlihat sinar terang melesat datang
dari arah timur dan kemudian berputar-putar diatas kepalaku, kubuka
mataku dan melihat keatas, ternyata pusaka yang kutunggu telah datang
dan sedang melayang diatas kepalaku, berbentuk kepala tombak.
TOMBAK ITU BERPUTAR-PUTAR DAN KEMUDIAN MENGHUJAM DADAKU
Setelah berputar-putar selama beberapa saat,
tombak pendek itu kemudian melayang turun dan mendadak menghujam
kearahku. Hatiku tercekat, rasanya aku ingin berteriak dan meloncat
menghindar tapi tak kuasa bergerak karena tombak menukik tajam kearahku
secepat kilat, Aku pasrah kepada Allah SWT apapun yang akan terjadi...�
Tombak kulihat menembus diriku dan menghujam ketanah dibelakangku��
Dengan berdebar-debar, kuraba dadaku yang
tertembus tombak, ternyata tidak ada darah mengucur, dan tidak ada rasa
sakit tertembus tombak.
Menurut perasaanku, tombak menghujam tanah
tepat dibelakangku sejarak satu jengkal, kuraba kebelakang untuk
memastikan keberadaan tombak, kuraba sekali, tidak ada benda apapun, dua
kali, tidak ada apa-apa hanya tanah, rumput, pada yang ketiga kalinya,
tanganku menyentuh benda yang ternyata adalah tombak itu.
Sebetulnya aku tidak perlu kaget karena saat
tombak menukik dan menghujam kearah diriku tombak tersebut masih dialam
peralihan, dari alam gaib kealam nyata, sehingga tidak akan mungkin
melukaiku (masih belum mewujud nyata). Tombak baru mewujud beberapa saat
kemudian.
Kuambil tombak yang ternyata telah mewujud itu dan kulihat sangat indahnya.
Saat sedang mengagumi keindahan tombak,
tiba-tiba terdengar suara krontang yang keras di belakangku, suara benda
jatuh di-aspal 100 meter dari tempatku bersila, sebelumnya, terlihat
ada sinar melesat keluar dari tubuh Yanto, keluar dari kepalanya
melayang menuju kearah timur dan ternyata mewujud jadi pedang panjang
bermata dua yang aneh, dan jatuh diaspal dekat mobil diparkir. Kami
semua dengan cepat berlari kearah jatuhnya pedang, karena bilamana tidak
segera disentuh, pedang akan masuk kembali kealam gaib.
TOMBAK BERPAMOR WAYANG KULIT YANG INDAH
Lampu mobil dinyalakan dan tombak yang
kudapat kuteliti. Tombak berpamor khusus dengan gambar wayang kulit
dipamornya membuat ku geleng-geleng kepala karena indahnya dan karena
seakan-akan baru saja keluar dari tungku pembuatan. Kulihat Yanto juga
sedang meneliti pedang yang didapatnya dan mengagumi bentuknya yang
gagah, dimana panjangnya lebih kurang Semeter lebih.
Lho mana Budi ? Dapat enggak yaa dia ? Demikian hati kecilku bertanya.
Setelah menyimpan tombakku, maka aku segera
menuju ketempat Budi tadi kulihat bersila, ternyata Budi sedang berusaha
mencari Kujang-nya (Keris Pasundan), yang menghujam masuk ke rimbunan
semak-semak 3 meter didepannya. Setelah satu jam lebih tidak ketemu juga
akhirnya kami memutuskan untuk mencarinya besok pagi saja saat terang
tanah dan pulang ketempat kami bermalam di Sukabumi��.
PANORAMA PEGUNUNGAN DI PAGI HARI TERNYATA SANGAT INDAH
Pagi-pagi sekali setelah sarapan pagi ala
kadarnya, maka kami pergi lagi ke Pancuran Tujuh, dan suasananya telah
berubah total pada saat terang.
Rimbunan pepohonan hijau terlihat indah
sekali dengan latar belakang puncak Gunung Gede kebiruan, diarea
terlihat tanaman jagung, cabai, dan pohon bunga-bunga yang indah
menghampar berwarna warni. Sejenak kami mengagumi keindahan ciptaan
Allah SWT.
Puas menikmati keindahan alam, kamipun
teringat akan benda pusaka yang belum ditemukan, setelah mencari-cari
bersama beberapa saat, kujang pusaka langsung ditemukan menghujam
dikerimbunan pohon tomat.
Kamipun kembali ketempat bermalam untuk
meneliti pusaka-pusaka yang kami dapat, sambil mengagumi keindahannya,
dan membayangkan cara membuatnya yang sangat rumit. Kupanjatkan do'a
syukur kehadirat Allah SWT atas pemberian-Nya yang menakjubkan.
H. Mohammad B.I.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar