Dunia Maya (Yang) Lebih Dekat Dibanding Dunia Nyata
Dunia maya atau internet sudah bukan lagi hal asing bagi masyarakat
dewasa ini. Berbagai macam kemudahan mengakses ke dunia maya seperti
makin menjamurnya warnet, tempat-tempat hang out ber-wiifi serta semakin berkembangnya gadget yang mendukung menjadikan dunia maya sudah seperti 'rumah kedua' bagi sebagian besar masyarakat era sekarang.
Bahkan akibat mudahnya menjelajah di dunia maya sampai ada yang
beranggapan kalau dunia maya itu lebih baik dan lebih perhatian
dibandingkan dunia nyata. Salah satu contohnya ialah teman, dimana
banyak yang mengatakan bahwa teman dunia maya itu lebih baik
dibandingkan teman yang berada di dunia nyata.
Tapi benarkah seperti itu realita yang terjadi?
Hal ini kemungkinan dapat terjadi karena tingkat aktivitas individu di
dunia maya itu lebih tinggi dibandingkan aktivitasnya di dunia nyata.
Ambil contoh seorang siswa sekolah, dimana siswa sekolah dulu pada
pertengahan tahun 90-an sampai 2000 kurang mengenal yang namanya dunia
maya (maupun jejaring sosial). Karena minimnya informasi tentang dunia
maya maka pergaulan di dunia nyata merupakan kegiatan yang terus-menerus
dilakukan.
Berbeda dengan individu di era 2000-an sekarang. Dimana segala kemudahan
dalam mengakses dunia maya lebih terbuka. Bahkan mereka yang masih
berstatus siswa Sekolah Dasar saja sudah banyak yang memiliki gadget
canggih untuk mendukung kebutuhan mereka akan dunia maya.
Interaksi di dunia maya yang lebih mudah, kalau bisa disebut dimikian,
menjadi alasan utama kenapa para generasi baru ini memilih untuk
menghabiskan sebagian besar kegiatannya di dunia maya. Mereka tidak
perlu mengeluarkan keringat atau merasa lelah bila berinteraksi melalui
dunia maya karena segala macam interaksi hanya dilakukan dengan ujung
jari mereka.
Namun terlalu banyak berinteraksi di dunia maya juga berdampak buruk
bagi mereka. Salah satunya ialah kesehatan. Efek terlalu lama menatap
monitor atau layar bisa menyebabkan kerusakan pada mata di usia dini.
Belum lagi badan mereka akan menjadi 'lemah' akibat jarang bergerak atau
berolahraga.
Selain itu kebanyakan berinteraksi di dunia maya juga menyebabkan
seseorang sulit berkomunikasi di dunia nyata. Tidak jarang terlihat
orang yang 'heboh' di dunia maya ketika di dunia nyata merupakan pribadi
yang pendiam. Pola pikir bahwa dunia maya 'lebih aman' dalam beropini
juga terkadang meracuni pikiran individu, misalkan aja ada masalah A
yang dibahas di forum dunia maya, kemudian individu X mampu beropini dan
beragumen, namun apabila masalah A dibahas dalam forum di dunia nyata,
ada kemungkinan individu X akan cenderung diam.
Rasa bebas dan kemampuan beropini tanpa batasan.
Yah, mungkin itu salah satu yang menyebabkan seorang individu lebih
senang beradu argumen di dunia maya. Adalah kemudahan untuk beropini
tanpa bisa dicela dan tanpa perlu meladeni tindakan intimidatif lawan
bicara serta segudang sumber yang bisa dioperasikan dengan ujung jari
saja. Bandingkan bila harus beradu argumen di dunia nyata. Selain
memiliki kemungkinan untuk disela ketika berargumen, lawan bisa saja
menintimidasi kita melalui tatapan maupun tindakan-tindakan lainnya,
jangan lupakan juga kalau materi yang kita bawakan harus dipahami dan
dikuasai secara mendalam terlebih dahulu.
Selain itu alasan kenapa masyarakat sekarang lebih memilih 'hidup' di
dunia maya ketimbang di dunia nyata ialah karena (mereka pikir) lebih
banyak orang yang peduli di dunia maya dibandingkan di dunia nyata. Hal
ini sering terjadi dan dirasakan para pengguna jejaring sosial.
Mereka kerap menilai orang-orang di dunia nyata itu lebih kejam dan
kurang memperhatikan mereka, berbeda dengan teman-temannya di dunia
nyata. Mungkin benar, mungkin juga salah. Karena kemungkinan mereka
menganggap lebih banyak yang peduli di dunia maya karena banyak yang
memberikan komentar maupun ucapan-ucapan prihatin disaat suasana hati
mereka sedang sedih.
Baik hati kah?
Bisa jadi bukan. Sebagian besar mereka yang mengeluh di jejaring sosial
memang mendapatkan perhatian dari teman-teman dunia mayanya. Tapi
pernahkah mereka melakukannya di dunia nyata? Kebanyakan mereka yang
mengeluh di dunia maya cenderung tertutup di dunia nyata, karena sifat
tertutup inilah teman-teman dunia nyatanya terkadang tidak sadar bahwa
dia memiliki masalah, berbanding terbalik dengan dunia maya dimana
segala kesedihan mereka umbar dengan bebasnya. Selain itu fakta bahwa
apa yang ditulis di dunia maya itu permanen juga semakin memudahkan
orang-orang untuk mengetahui 'suasana hati' seseorang.
Jadi tidak selamanya dunia maya itu memberikan dampak positif, apabila
terlalu lama berinteraksi di dunia maya, bahkan sampai melupakan
pentingnya dunia nyata, malah akan membuat diri kita menderita. Mungkin
tidak akan terasa sekarang, tapi dampaknya akan terlihat di beberapa
tahun ke depan. Maka dari itu, seimbangkanlah kehidupan di dunia maya
dan dunia nyata. Agar kita dapat merasakan nikmatnya hidup di dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar